Selasa, 05 Maret 2013

perkembangan pjj



Definisi Pendidikan Jarak Jauh 
Pendidikan Jarak Jauh adalah kegiatan pembelajaran/pelatihan yang disampaikan kepada individu peserta didik yang terpisah secara ruang dan waktu dengan dosen/ tutor dengan memanfaatkan TIK. Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari PJJ. Keterpisahan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta didik bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Keterpisahan dapat pula karena jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut.. Selain itu dalam PJJ juga menggunakan bermacam metode pembelajaran yang dikomunikasikan melalui media.  
Secara umum dapat disimpulkan bahwa sistem PJJ didasarkan pada keterpisahan antara peserta didik dan pengajarnya dalam ruang dan waktu, pemanfaatan (paket) bahan belajar yang dirancang dan diproduksi secara sistematis, ada fasilitasi untuk interaksi tenaga dosen dan peserta didik yang tidak terus menerus antara peserta didik dengan peserta didik, tutor, dan organisasi pendidikan melalui beragam media, serta adanya penyeliaan dan pemantauan yang intensif dari suatu organisasi pendidikan. Implisit dalam pengertian tersebut adalah kemandirian peserta didik dalam mengelola proses belajarnya melalui pemanfaatan beragam pelayanan, baik yang disediakan oleh organisasi pendidikan maupun yang tersedia di lingkungan sekitar, serta adanya proses perencanaan, pelaksanaan,  dan evaluasi yang dilakukan secara sistematis oleh suatu organisasi pendidikan. 
Menurut kesepakatan komponen sistem pendidikan dapat digambarkan sebagai berikut


Untuk Kegiatan penjaminan mutu, maka proses yang dilakukan adalah sebagai berikut
Untuk pelaksanaan pendidikan terbuka dan jarak jauh ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu
  1. Access: provision of quality education everywhere needed
  2. Equity: provision of quality of education to everyone (education for all)
  3. Quality: standardized of quality education everywhere, everytime, for everybody
Sedangkan untuk indikator yang perlu diperhatikan yang sangat khas untuk sistem PTJJ  adalah:
  1. Quality of ODL = quality of face to face learning (knowledge, skills, attitude).  
  2. Economics of scale versus price for quality
  3. Networking  vs. self-sufficient
  4. Sustainability issue (massive versus focused)
Dengan memperhatikan uraian diatas maka standar yang akan dikembangkan sebaiknya memperhatikan hal-hal tersebut untuk dapat dijadikan rujukan bagi institusi yang ingin menyelenggarakan PTJJ.
Lebih jauh lagi Standar SEAMOLEC ini dikembangkan dalam rangka pengembangan SEA-EDUnet yang merupakan kerangka bagi network, konten pembelajaran dan mekanisme pelaksanaan dari program-program pembelajaran jarak jauh berbasis ICT dan berwawasan nasional dan regional (Asia Tenggara). 


 Perkembangan pendidikan jarak jauh

sistem pendidikan jarak jauh (PJJ), yang dipersepsikan sebagai inovasi abad 21, merupakan sistem pendidikan yang memiliki daya jangkau luas lintas ruang, waktu, dan sosioekonomi.Sistem PJJ membuka akses terhadap pendidikan bagi siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Dengan karakteristik tersebut, sistem PJJ seringkali dianggap sebagai solusi terhadap berbagai masalah pendidikan.
sistem PJJ sudah menjadi bagian yang menyatu dalam dunia pendidikan di Indonesia, dan menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memperoleh akses terhadap pendidikan, termasuk pendidikan guru dan tenaga kependidikan. Situasi ini mendorong berbagai institusi pendidikan,terutama pendidikan tinggi, untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan jarak jauh.
Dalam perkembangannya, sistem pendidikan jarak jauh mengambil manfaat besar dari perkembangan media dan teknologi pembelajaran yang dapat melayani kebutuhan akan pendidikan secara masal dan luas.
Perkembangan teknologi yang pesat memunculkan model pendidikan jarak  jauh yang fleksibel dan cerdas, mampu membuka akses pendidikan bagi siapa saja yang melintasi batas ruang dan waktu, serta mengatasi berbagai kendala sosioekonomis.
bahwa PJJ diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan. Oleh karenanya PJJ memiliki karakteristik terbuka, belajar mandiri, belajar tuntas, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau menggunakan teknologi lainnya. Melalui sistem PJJ, setiap orang dapat memperoleh akses terhadap pendidikan berkualitas tanpa harus meninggalkan keluarga, rumah, pekerjaan, dan tidak kehilangan kesempatan berkarir.
Selain akses, sistem PJJ juga meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan bagi setiap orang.
Sifat massal sistem PJJ dalam mendistribusikan pendidikan berkualitas yang berstandar dengan menggunakan TIK, standarisasi pencapaian pembelajaran materi ajar, proses pembelajaran, bantuan belajar, dan evaluasi pembelajaran, menjadikan pendidikan berkualitas dapat diperoleh berbagai kalangan .

Pendukung perkembangan pjj di Indonesia

Bentuk Negara Indonesia yang berbentuk kepulauan memang membutuhkan metode pjj untuk pemerataan pendidikan ke seluruh wilayah nusantara . banyak masyarakat Indonesia yang menginginkan pendidikan lebih lanjut juga merupakan salah satu factor pendukung, khususnya yang berada di pelosok daerah. Ini merupakan factor penting untuk mengembangkan pjj di Indonesia. Selain itu media teknologi untuk melakukan pjj saat ini sudah berkembang semakin pesat sehingga bisa memudahkan proses pjj berlangsung, kendala perkembangan pjj di Indonesia masih kurangnya pengetahuan tentang TIK bagi sebagian masyarakat , baik itu dari pengajar maupun peserta didik. Bagi sebagian orang, khususnya yang berada di pelosok daerah masih menganggap  bahwa internet sebagai media pembelajaran pjj, masih mahal. Namun hal ini dapat diantisipasi dengan pengadaan internet terpusat pada daerah terebut. Selain itu belum adanya backbone internet di Indonesia, sehingga dari internet di Indonesia dan bandwith yang ada sekarang ini masih kecil dibandingkan Negara lain seperti Singapore maupun Malaysia. Apapun kendala yang ada, pjj hadir bukan untuk menambah kendala tetapi hadir sebagai solusi bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang layak secara merata.
Perkembangan pjj diindonesia untuk mendukung pencapaian kualitas yang standar, system pjj sangat  tergantung pada pemanfaatan  fasilitas belajar bersama berdasarkan kemitraan antar institusi,dengan demikian tenaga pengajar yang berkualitas dapat dikumpulkan menjadi satu dalam bentuk konsorsium untuk menjadi pengembang bahan ajar dan bahan ujian. Bahan ajar dan bahan ujian kemudian dikemas untuk didistribusikan ke berbagai pelosok tanah air. Hal ini menjamin terjadinya pemerataan akses terhadap pendidikan berkualitas, lintas ruang,waktu dan kondisi sosioekonomi.
Untuk menjamin kualitas penyelenggaraan sistem pjj diharapkan memenuhi persyaratan, yaitu:
-          Didasarkan pada kegiatan perencanaan yang sistenik berkenaan dengan kurikulum, bahan ajar, proses pembelajaran ,alat, dan system evaluasi
-          Bebasiskan media dan TIK
-          Memanfaatkan sistemm penyampaian yang inovatif dan kreatif
-          Menyelenggarakan proses pembelajaran  interaktif berbasis TIK tanpa mengesampingkan tatap muka
-          Mengembangkan dan membina tingkat kemandirian siswa dan
-          Menyediakan layanan pendukung yag beualitas

Berdasarka hal-hal tersebut peran system pjj menjadi sangat penting untuk masal menawarkan budaya belajar yang berbeda, pengalaman belajar yang bermakna serta integritas akademik kepada masyarakat luas di Indonesia, yang pada akhirnya dapat berdampak terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat  dan daya saing bangsa.

·        Beberapa factor pendukung pengembangan pjj, :


-        -   Falsafah belajar seumur hidup, sungguh pun  falsafah pendidikan seumur hidup telah lama dikenal di dalam konsep pendidikan Indonesia dengan adanya pendidikan namun belajar seumur hidup sebagai suatu konsep pendidikan relative belum lama diterima oleh dunia pendidikan diindonesia.
-         - Pendidikan harus dijadikan sebagai  kebutuhan pokok untuk mempertahankan dan meningkatkan martabat manusia.
-        -  Program studi teknologi pendidikan, sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi komunikasi
-         - Inovasi pendidikan, meskipun inovasi pendidikan  di Indonesia berjalan tersendat-sendat namun didesak oleh kebutuhan dan didukung oleh kemajuan teknologi komunikasi maka teknologi pendidikan juga memasuki inovasi pendidikan nasional.
-         - Teknologi pendidikan, teknologi pendidikan pada awal mulanya berkembang untuk meningkatkan kemampuan mengajar para guru.

Kendala Perkembangan PJJ di Indonesia:

1.    Daya saing bangsa masih belum terlalu tinggi, ditunjukkan dengan indikator yang berlaku internasional.  Mutu pendidikan di Indonesia masih belum cukup tinggi ditunjukkan dengan indikator eksternal yang berlaku internasional dan indikator internal yang berlaku nacional, walaupun sudah beberapa perguruan tinggi negeri yang mampu menembus peringkat atas Asia dan dunia dalam Webometrics

2.    Globalisasi dan knowledge-based economy yang menantang manusia Indonesia untuk berkemampuan menciptakan dan memanfaatkan pengetahuan; memiliki profesionalisme tinggi; sertifikasi profesi; memiliki entrepreneurial spirit, dan menguasai soft skills. Modal sumberdaya manusia yang dimiliki Indonesia sesungguhnya adalah sangat potencial. secara umum, kualitas sumberdaya manusia Indonesia masih belum mampu bersaing dalam skala global, bahkan Indonesia masih berada pada peringkat yang relatif rendah dalam Human Development Index dunia, yaitu ranking 108 (Human Development Index - 2010 Rankings, Sumber: hdr.undp.org/en/statistics/).

3.    Civil society: tuntutan akan kualitas dan peran perguruan tinggi dalam membentuk masyarakat yang berkarakter dan masyarakat madani. Sebagai lembaga sosial yang secara tradisional bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, perguruan tinggi adalah lembaga yang paling merasakan tuntutan sosial untuk menghadapi beragam perubahan global tersebut. Dunia usaha, pemerintah dan masyarakat yang memerlukan ilmu pengetahuan baru yang berbasis teknologi informasi, bioteknologi serta ilmu-ilmu multidisiplin lainnya akan menuntut perguruan tinggi untuk memenuhi kebutuhan mereka akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih tinggi.

Secara mikro, tantangan yang dihadapi oleh pendidikan tinggi di Indonesia meliputi:

          Digitalisasi proses pembelajaran yang semakin berkembang
          Kapasitas daya tampung perguruan tinggi
          Pembinaan kualitas perguruan tinggi
          Waktu studi di perguruan tinggi yang belum efektif
          Masa tunggu lulusan perguruan tinggi untuk mendapat pekerjaan masih tinggi
          Minat mahasiswa terhadap bidang sains dan teknologi yang relatif masih rendah
             Kualitas tenaga pengajar perguruan tinggi yang belum memadai dan belum     tersebar  dengan baik
          Krisis sumberdaya keuangan perguruan tinggi.













Kriteria-kriteria yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan proses pembelajaran dalam PJJ
                Kriteria yang dibutuhkan dari sebuah media pembelajaran agar dapat memenuhi kebutuhan proses pembelajaran dalam PJJ setidaknya memiliki 6 karakteristik :
1.    Kemudahan navigasi; sebuah program harus dirancang sedemikian rupa atau sesederhana mungkin sehingga peserta didik tidak perlu belajar komputer dahulu secara menyeluruh.
2.    Kandungan kognisi; program ini harus mudah dicerna oleh peserta didik.
3.    Pengetahuan dan presentasi informasi; kedua kriteria ini untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program tersebut telah memenuhi kebutuhan pembelajaran peserta didik atau belum.
4.    Integrasi media; media harus mengintegrasikan aspek-aspek pembelajaran yang harus dipelajari.
5.    Estetika; media yang digunakan harus mempunyai tampilan yang artistik sehingga menarik minat peserta didik.
6.    Fungsi secara keseluruhan; program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik, sehingga pada waktu peserta didik selesai menjalankan program dia akan merasa telah belajar sesuatu.
Namun enam kriteria itu saja tidak cukup untuk menunjang kesusksesan PJJ, perlu pengajar dan peserta didik yang mampu mengoperasikan media-media tersebut. Percuma jika medianya canggih namun tidak ada yang bisa menggunakannya. Intinya semua aspek dalam PJJ harus tersinkronisasi dengan baik, baik itu Pengajar, Peserta Didik, maupun Bahan Ajar.
Pembangunan dan sistem pendidikan di suatu negara ditentukan oleh ciri-ciri politik-ekonomi-sosial-budaya bangsa yang bersangkutan. Sejalan dengan alur berpikir itu pada umumnya semua kalangan, yaitu politisi, pemerintah, ahli ekonomi, pendidikan, dan lain-lain, sepakat bahwa pendidikan itu penting dan harus mendapat perhatian pokok dalam pembangunan. Pelaksanaan pendidikan di berbagai negara khususnya negara-negara berkembang menghadapi banyak masalah, seperti masalah, biaya, kendala anggaran, kekuarangan buku teks, dan penggunaan alat bantu dosen yang kurang memadai, sehingga menyebabkan berbagai dampak negatif seperti: pendidikan kurang berkualitas dan kurang efisien, kurangnya penyediaan pendidikan yang relevan dengan sasaran pembangunan, pembaharuan kurikulum, dan sulitnya jangkauan pendidikan yang baik bagi kelompok miskin pedesaan dan mereka yang kurang beruntung.
Untuk mengatasi hal tersebut digunakanlah metode PJJ yang dapat memberikan kesempatan bagi siap saja untuk meningkatkan kualitasnya, sambil tetap menjalankan tugas mereka sehari-hari.
Smith (1986:2-3) menyebutkan tiga faktor yang mendorong penggunaan PJJ:
1.      Laju pertumbuhan yang sangat cepat dari teknologi komunikasi seperti radio, televisi, telepon, dan komputer.
2.      Karena perkembangan yang cepat dari ilmu pengetahuan sendiri, orang dewasa, baik demi alasan pekerjaan maupun minat, merasa perlu mencari bentuk pendidikan yang sesuai.
3.      Kenaikan biaya pendidikan meningkatkan penggunaan metode PJJ.

Berdasarkan faktor di atas, maka PJJ dapat diterima oleh mereka secara historis. Perkembangan yang menjadi awal dari perkembangan pendidikan jarak jauh antara lain:
Generasi Pertama, Model korespondensi = Bahan Cetak)
Generasi Kedua, Model Multi Media = Cetak, Kaset, Video Rekaman, Pembelajaran berbasis komputer, Video Interaktif (VCD, DVD, dll )
Generasi Ketiga , Model Pembelajaran Jarak Jauh = Telekonfrensi melalui audio, Konfrensi melalui video, Siaran Televisi/Radio
Generasi Keempat , Model Pembelajaran Fleksibel = Multimedia interaktif, Akses internet, Komunikasi bermedia Komputer
Generasi Kelima, Model E-Learning = Web-based courses (multimedia terintegrasi), Komunikasi yang dimediasikan komputer
Generasi keenam, Model Pembelajaran Bergerak (mobile) = Koneksi Nirkabel, Akses internet melalui www (World Wide Web), Palm e-learning (sms, hp/komunikator, personal data assistant).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar