Definisi Pendidikan Jarak
Jauh
Pendidikan Jarak Jauh adalah
kegiatan pembelajaran/pelatihan yang disampaikan kepada individu peserta didik
yang terpisah secara ruang dan waktu dengan dosen/ tutor dengan memanfaatkan
TIK. Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang
khas dari PJJ. Keterpisahan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena
peserta didik bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan.
Keterpisahan dapat pula karena jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang
memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan
namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut..
Selain itu dalam PJJ juga menggunakan bermacam metode pembelajaran yang
dikomunikasikan melalui media.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa sistem PJJ
didasarkan pada keterpisahan antara peserta didik dan pengajarnya dalam ruang
dan waktu, pemanfaatan (paket) bahan belajar yang dirancang dan diproduksi
secara sistematis, ada fasilitasi untuk interaksi tenaga dosen dan peserta
didik yang tidak terus menerus antara peserta didik dengan peserta didik,
tutor, dan organisasi pendidikan melalui beragam media, serta adanya penyeliaan
dan pemantauan yang intensif dari suatu organisasi pendidikan. Implisit dalam
pengertian tersebut adalah kemandirian peserta didik dalam mengelola proses
belajarnya melalui pemanfaatan beragam pelayanan, baik yang disediakan oleh
organisasi pendidikan maupun yang tersedia di lingkungan sekitar, serta adanya
proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan secara
sistematis oleh suatu organisasi pendidikan.
Menurut kesepakatan komponen sistem pendidikan dapat
digambarkan sebagai berikut
Untuk Kegiatan penjaminan mutu, maka proses yang
dilakukan adalah sebagai berikut
Untuk pelaksanaan pendidikan terbuka dan jarak jauh
ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu
- Access: provision of quality education everywhere needed
- Equity: provision of quality of education to everyone (education for all)
- Quality: standardized of quality education everywhere, everytime, for everybody
Sedangkan untuk indikator yang perlu diperhatikan yang
sangat khas untuk sistem PTJJ adalah:
- Quality of ODL = quality of face to face learning (knowledge, skills, attitude).
- Economics of scale versus price for quality
- Networking vs. self-sufficient
- Sustainability issue (massive versus focused)
Dengan memperhatikan uraian diatas maka standar yang
akan dikembangkan sebaiknya memperhatikan hal-hal tersebut untuk dapat
dijadikan rujukan bagi institusi yang ingin menyelenggarakan PTJJ.
Lebih jauh lagi Standar SEAMOLEC ini dikembangkan
dalam rangka pengembangan SEA-EDUnet yang merupakan kerangka bagi network,
konten pembelajaran dan mekanisme pelaksanaan dari program-program pembelajaran
jarak jauh berbasis ICT dan berwawasan nasional dan regional (Asia
Tenggara).
Perkembangan
pendidikan jarak jauh
sistem
pendidikan jarak jauh (PJJ), yang dipersepsikan sebagai inovasi abad 21,
merupakan sistem pendidikan yang memiliki daya jangkau luas lintas ruang,
waktu, dan sosioekonomi.Sistem PJJ membuka akses terhadap pendidikan bagi siapa
saja, di mana saja, dan kapan saja. Dengan karakteristik tersebut, sistem PJJ
seringkali dianggap sebagai solusi terhadap berbagai masalah pendidikan.
sistem PJJ sudah menjadi bagian yang menyatu dalam dunia pendidikan di
Indonesia, dan menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memperoleh akses terhadap
pendidikan, termasuk pendidikan guru dan tenaga kependidikan. Situasi ini
mendorong berbagai institusi pendidikan,terutama pendidikan tinggi, untuk
berpartisipasi aktif dalam pendidikan jarak jauh.
Dalam perkembangannya, sistem pendidikan jarak jauh mengambil manfaat
besar dari perkembangan media dan teknologi pembelajaran yang dapat melayani
kebutuhan akan pendidikan secara masal dan luas.
Perkembangan teknologi yang pesat memunculkan model pendidikan
jarak jauh yang fleksibel dan cerdas,
mampu membuka akses pendidikan bagi siapa saja yang melintasi batas ruang dan
waktu, serta mengatasi berbagai kendala sosioekonomis.
bahwa PJJ diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan perluasan dan
pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan.
Oleh karenanya PJJ memiliki karakteristik terbuka, belajar mandiri, belajar
tuntas, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau menggunakan
teknologi lainnya. Melalui sistem PJJ, setiap orang dapat memperoleh akses
terhadap pendidikan berkualitas tanpa harus meninggalkan keluarga, rumah,
pekerjaan, dan tidak kehilangan kesempatan berkarir.
Selain akses, sistem PJJ juga meningkatkan pemerataan kualitas
pendidikan bagi setiap orang.
Sifat massal sistem PJJ dalam mendistribusikan pendidikan berkualitas
yang berstandar dengan menggunakan TIK, standarisasi pencapaian pembelajaran
materi ajar, proses pembelajaran, bantuan belajar, dan evaluasi pembelajaran,
menjadikan pendidikan berkualitas dapat diperoleh berbagai kalangan .
Pendukung
perkembangan pjj di Indonesia
Bentuk Negara Indonesia yang berbentuk
kepulauan memang membutuhkan metode pjj untuk pemerataan pendidikan ke seluruh
wilayah nusantara . banyak masyarakat Indonesia yang menginginkan pendidikan
lebih lanjut juga merupakan salah satu factor pendukung, khususnya yang berada
di pelosok daerah. Ini merupakan factor penting untuk mengembangkan pjj di
Indonesia. Selain itu media teknologi untuk melakukan pjj saat ini sudah
berkembang semakin pesat sehingga bisa memudahkan proses pjj berlangsung,
kendala perkembangan pjj di Indonesia masih kurangnya pengetahuan tentang TIK
bagi sebagian masyarakat , baik itu dari pengajar maupun peserta didik. Bagi
sebagian orang, khususnya yang berada di pelosok daerah masih menganggap bahwa internet sebagai media pembelajaran
pjj, masih mahal. Namun hal ini dapat diantisipasi dengan pengadaan internet
terpusat pada daerah terebut. Selain itu belum adanya backbone internet di
Indonesia, sehingga dari internet di Indonesia dan bandwith yang ada sekarang
ini masih kecil dibandingkan Negara lain seperti Singapore maupun Malaysia.
Apapun kendala yang ada, pjj hadir bukan untuk menambah kendala tetapi hadir
sebagai solusi bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang layak secara
merata.
Perkembangan pjj diindonesia untuk mendukung pencapaian
kualitas yang standar, system pjj sangat
tergantung pada pemanfaatan
fasilitas belajar bersama berdasarkan kemitraan antar institusi,dengan
demikian tenaga pengajar yang berkualitas dapat dikumpulkan menjadi satu dalam
bentuk konsorsium untuk menjadi pengembang bahan ajar dan bahan ujian. Bahan
ajar dan bahan ujian kemudian dikemas untuk didistribusikan ke berbagai pelosok
tanah air. Hal ini menjamin terjadinya pemerataan akses terhadap pendidikan
berkualitas, lintas ruang,waktu dan kondisi sosioekonomi.
Untuk menjamin kualitas penyelenggaraan sistem pjj
diharapkan memenuhi persyaratan, yaitu:
-
Didasarkan
pada kegiatan perencanaan yang sistenik berkenaan dengan kurikulum, bahan ajar,
proses pembelajaran ,alat, dan system evaluasi
-
Bebasiskan
media dan TIK
-
Memanfaatkan
sistemm penyampaian yang inovatif dan kreatif
-
Menyelenggarakan
proses pembelajaran interaktif berbasis
TIK tanpa mengesampingkan tatap muka
-
Mengembangkan
dan membina tingkat kemandirian siswa dan
-
Menyediakan
layanan pendukung yag beualitas
Berdasarka hal-hal tersebut peran system pjj menjadi
sangat penting untuk masal menawarkan budaya belajar yang berbeda, pengalaman
belajar yang bermakna serta integritas akademik kepada masyarakat luas di
Indonesia, yang pada akhirnya dapat berdampak terhadap peningkatan kualitas
hidup masyarakat dan daya saing bangsa.
·
Beberapa
factor pendukung pengembangan pjj, :
- -
Falsafah
belajar seumur hidup, sungguh pun
falsafah pendidikan seumur hidup telah lama dikenal di dalam konsep
pendidikan Indonesia dengan adanya pendidikan namun belajar seumur hidup
sebagai suatu konsep pendidikan relative belum lama diterima oleh dunia
pendidikan diindonesia.
- -
Pendidikan
harus dijadikan sebagai kebutuhan pokok
untuk mempertahankan dan meningkatkan martabat manusia.
- -
Program
studi teknologi pendidikan, sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya
teknologi komunikasi
- -
Inovasi
pendidikan, meskipun inovasi pendidikan
di Indonesia berjalan tersendat-sendat namun didesak oleh kebutuhan dan
didukung oleh kemajuan teknologi komunikasi maka teknologi pendidikan juga
memasuki inovasi pendidikan nasional.
- -
Teknologi
pendidikan, teknologi pendidikan pada awal mulanya berkembang untuk
meningkatkan kemampuan mengajar para guru.
Kendala Perkembangan PJJ di Indonesia:
1. Daya saing bangsa masih belum terlalu tinggi,
ditunjukkan dengan indikator yang berlaku internasional. Mutu pendidikan di Indonesia masih belum
cukup tinggi ditunjukkan dengan indikator eksternal yang berlaku internasional
dan indikator internal yang berlaku nacional, walaupun sudah beberapa perguruan
tinggi negeri yang mampu menembus peringkat atas Asia dan dunia dalam
Webometrics
2. Globalisasi dan knowledge-based economy yang
menantang manusia Indonesia untuk berkemampuan menciptakan dan memanfaatkan
pengetahuan; memiliki profesionalisme tinggi; sertifikasi profesi; memiliki entrepreneurial
spirit, dan menguasai soft skills. Modal sumberdaya manusia yang dimiliki
Indonesia sesungguhnya adalah sangat potencial. secara umum, kualitas
sumberdaya manusia Indonesia masih belum mampu bersaing dalam skala global,
bahkan Indonesia masih berada pada peringkat yang relatif rendah dalam Human
Development Index dunia, yaitu ranking 108 (Human Development Index - 2010
Rankings, Sumber: hdr.undp.org/en/statistics/).
3. Civil society: tuntutan
akan kualitas dan peran perguruan tinggi dalam membentuk masyarakat yang
berkarakter dan masyarakat madani. Sebagai lembaga sosial yang secara tradisional
bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, perguruan tinggi adalah
lembaga yang paling merasakan tuntutan sosial untuk menghadapi beragam
perubahan global tersebut. Dunia usaha, pemerintah dan masyarakat yang
memerlukan ilmu pengetahuan baru yang berbasis teknologi informasi,
bioteknologi serta ilmu-ilmu multidisiplin lainnya akan menuntut perguruan
tinggi untuk memenuhi kebutuhan mereka akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
lebih tinggi.
Secara mikro, tantangan yang
dihadapi oleh pendidikan tinggi di Indonesia meliputi:
Digitalisasi proses pembelajaran yang semakin
berkembang
Kapasitas daya tampung perguruan tinggi
Pembinaan kualitas perguruan tinggi
Waktu studi di perguruan tinggi yang belum
efektif
Masa tunggu lulusan perguruan tinggi untuk
mendapat pekerjaan masih tinggi
Minat mahasiswa terhadap bidang sains dan teknologi
yang relatif masih rendah
Kualitas tenaga pengajar perguruan
tinggi yang belum memadai dan belum tersebar
dengan baik
Krisis sumberdaya keuangan perguruan tinggi.
Kriteria-kriteria yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan proses pembelajaran dalam PJJ
Kriteria yang dibutuhkan dari sebuah
media pembelajaran agar dapat memenuhi kebutuhan proses pembelajaran dalam PJJ
setidaknya memiliki 6 karakteristik :
1. Kemudahan navigasi; sebuah program harus dirancang
sedemikian rupa atau sesederhana mungkin sehingga peserta didik tidak perlu
belajar komputer dahulu secara menyeluruh.
2. Kandungan kognisi; program ini harus mudah dicerna
oleh peserta didik.
3. Pengetahuan dan presentasi informasi; kedua kriteria
ini untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program tersebut telah
memenuhi kebutuhan pembelajaran peserta didik atau belum.
4. Integrasi media; media harus mengintegrasikan
aspek-aspek pembelajaran yang harus dipelajari.
5. Estetika; media yang digunakan harus mempunyai
tampilan yang artistik sehingga menarik minat peserta didik.
6. Fungsi secara keseluruhan; program yang dikembangkan
harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik, sehingga pada
waktu peserta didik selesai menjalankan program dia akan merasa telah belajar
sesuatu.
Namun enam kriteria itu saja tidak cukup untuk menunjang kesusksesan
PJJ, perlu pengajar dan peserta didik yang mampu mengoperasikan media-media
tersebut. Percuma jika medianya canggih namun tidak ada yang bisa
menggunakannya. Intinya semua aspek dalam PJJ harus tersinkronisasi dengan
baik, baik itu Pengajar, Peserta Didik, maupun Bahan Ajar.
Pembangunan dan sistem pendidikan di
suatu negara ditentukan oleh ciri-ciri politik-ekonomi-sosial-budaya bangsa
yang bersangkutan. Sejalan dengan alur berpikir itu pada umumnya semua
kalangan, yaitu politisi, pemerintah, ahli ekonomi, pendidikan, dan lain-lain,
sepakat bahwa pendidikan itu penting dan harus mendapat perhatian pokok dalam
pembangunan. Pelaksanaan pendidikan di berbagai negara khususnya negara-negara
berkembang menghadapi banyak masalah, seperti masalah, biaya, kendala anggaran,
kekuarangan buku teks, dan penggunaan alat bantu dosen yang kurang memadai,
sehingga menyebabkan berbagai dampak negatif seperti: pendidikan kurang
berkualitas dan kurang efisien, kurangnya penyediaan pendidikan yang relevan
dengan sasaran pembangunan, pembaharuan kurikulum, dan sulitnya jangkauan
pendidikan yang baik bagi kelompok miskin pedesaan dan mereka yang kurang
beruntung.
Untuk
mengatasi hal tersebut digunakanlah metode PJJ yang dapat memberikan kesempatan
bagi siap saja untuk meningkatkan kualitasnya, sambil tetap menjalankan tugas
mereka sehari-hari.
Smith
(1986:2-3) menyebutkan tiga faktor yang mendorong penggunaan PJJ:
1. Laju
pertumbuhan yang sangat cepat dari teknologi komunikasi seperti radio,
televisi, telepon, dan komputer.
2. Karena
perkembangan yang cepat dari ilmu pengetahuan sendiri, orang dewasa, baik demi
alasan pekerjaan maupun minat, merasa perlu mencari bentuk pendidikan yang
sesuai.
3. Kenaikan
biaya pendidikan meningkatkan penggunaan metode PJJ.
Berdasarkan
faktor di atas, maka PJJ dapat diterima oleh mereka secara historis.
Perkembangan yang menjadi awal dari perkembangan pendidikan jarak jauh antara
lain:
Generasi
Pertama, Model
korespondensi = Bahan Cetak)
Generasi
Kedua, Model
Multi Media = Cetak, Kaset, Video Rekaman, Pembelajaran berbasis
komputer, Video Interaktif (VCD, DVD, dll )
Generasi
Ketiga , Model
Pembelajaran Jarak Jauh = Telekonfrensi melalui audio, Konfrensi melalui
video, Siaran Televisi/Radio
Generasi
Keempat , Model
Pembelajaran Fleksibel = Multimedia interaktif, Akses internet,
Komunikasi bermedia Komputer
Generasi
Kelima, Model
E-Learning = Web-based courses (multimedia terintegrasi), Komunikasi
yang dimediasikan komputer
Generasi
keenam, Model
Pembelajaran Bergerak (mobile) = Koneksi Nirkabel, Akses internet
melalui www (World Wide Web), Palm e-learning (sms, hp/komunikator, personal
data assistant).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar